DASAR - DASAR DALAM PEMBELAJARAN KOMUNIKASI ORGANISASI
BAB
I
Konsep-Konsep Dasar Komunikasi
Pada
dekade 1970-an sampai dengan saat ini teknologi internet ditemukan dan hal ini
menyebabkan dunia menjadi semakin “menyusut”. Dalam hitungan menit bahkan detik
dapat dengan mudah menjangkau belahan dunia. Sebelumnya, hal itu didukung oleh
Pembangunan sarana transportasi sehingga semakin meningkatnya mobilitas.
Petinggi negara, pedagang internasional diberbagai belahan dunia terus
bergerak, keluar masuk batas-batas negara. Dengan otomati, kegiatan komunikasi
internasional terus berlangsung dan semakin meningkat. Sejalan dengan itu, pula
terjalin komunikasi antarbangsa dan antarbudaya. Kini sudah banyak diketahui
bahwasanya kegiatan komunikasi internasiona tidak hanya menjadi kegiatan para
petinggi saja, namun nyaris setiap individu.(Sumartono,
2017)
Pada
dasarnya kegiatan komunikasi internasional merupakan komunikasi yang dilakukan
antar komunikator sebagai wakil suatu negara untuk menyampaikan pesan kepada
komunikan yang berasal dari negara lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa komunikasi internasional ialah praktik komunikasi yang juga memanfaatkan
bidang disiplin ilmu seperti ilmu politik, ekonomi, psikologi, sosiologi,
budaya, dan ilmu Bahasa.
Dalam makalah ini akan diuraikan konsep-konsep dasar komunikasi yang terbagi ke dalam empat bagian. Pertama definisi komunikasi, kedua model komunikasi, ketiga komponen dasar komunikasi, dan keempat prinsip komunikasi.
A. Definisi
Komunikasi
Komunikasi
merupakan suatu proses interaksi antara sesama makhluk tuhan baik dengan
menggunakan symbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku dan tindakan.
Komunikasi juga dapat dikatakan sebagai keagiatan manusia untuk saling memahami
dan mengerti suatu pesan antara komunikator dan komunikan. Proses komunikasi
melibatkan dua orang atau lebih dengan menggunakan cara berkomunikasi yang
sudah biasa dilakukan seperti melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal non
verbal.(Sos, n.d.)
Komunikasi menjadi hal yang paling mendasar di
kehidupan manusia, baik itu manusia sebagai individua atau sebagai makhluk
sosial. Komunikasi akan tetap berlangsung selama komunikator dengan komunikan
memiliki kesamaan makna di dalam ruang
lingkup yang dipercakapkan atau disampaikan. Kesamaan makna dalam hal
ini yaitu kesamaan Bahasa yang dipakai dalam penggunaan suatu kalimat atau
kata yang disampaikan salam suatu Bahasa
tertentu. Meski demikian, hal tersebut belum bisa menjamin terjadinya kesamaan
makna bagi orang lain yang disebabkan karena adanya kesalahan pengertian dari
makna yang terkandung dalam Bahasa yang telah digunakan.
Keterkaitan Bahasa dengan manusia menyebabkan Bahasa
akan selalu berubah seiring perubahan kegiatan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Menurut Chaer (dalam Diah & Wulandari, 2015), fungsi Bahasa
sebagai alat komunikasi manusia yang mencakup lima fungsi dasar, yaitu fungsi
ekspresi, fungsi informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi dan fungsi
entertainmen.
Apabila komunikator dengan komunikasi berbahasa dan bermakna sama di dalam suatu
pengertian maka disebut sebagai komunikatif.
Kegiatan atau proses komunikasi bukan hanya memberi
informasi, tetapi juga merupakan kegiatan persuasif. Artinya, suatu kegiatan
yang dilakukan dengan cara berusaha agar orang lain bersedia menerima suatu
paham atau keyakinan. Tujuan selanjutnya adalah agar orang lain dapat melakukan
suatu Tindakan atau hal yang sesuai dengan harapan pemberi pesan atau
komunikator. Dengan begitu, akan terjadi
suatu perubahan sebagai sebuah bentuk efek dari pesan yang diterimanya.
Adapun
pengertian komunikasi menurut para ahli diantaranya Pengertian komunikasi
menurut Berelson dan Starainer yang dikutip oleh Fisher dalam bukunya
Teori-Teori Komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan,
dan seterusnya melalui penggunaan simbol, kata, angka, grafik dan lain-lain
(Fisher, 1990:10).
Harold
Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in
Society (Effendy, 2005: 10), mengatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: “Who Says
What in Which Channel To Whom With What Effect” atau “Siapa yang menyampaikan,
apa yang disampaikan, melalui apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya”.
Unsur-Unsur Komunikasi Menurut Harold Laswell dalam buku Deddy Mulyana :
1.
Sumber
(source)
Nama lain dari sumber
adalah sender, communicator, speaker, encoder, atau originator.
Merupakan pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.
Sumber bisa saja berupa individu, kelompok, organisasi perusahaan bahkan
negara. Sumber yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi pada suatu
organisasi adalah:
Ø Komunikasi antara
bawahan dengan atasan;
Ø
Komunikasi
antara pegawai dengan para pengguna layanan;
Ø
Komunikasi
pegawai dengan pegawai
2.
Pesan
(says what/message)
Apa yang akan
disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber
(komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat simbol verbal/non
verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan/maksud sumber tersebut. Ada 3
(tiga) komponen pesan yaitu makna, simbol untuk menyampaikan makna, dan
bentuk/organisasi pesan;
3.
Saluran
(In Which Channel)
Wahana/alat
untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima)
baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui media
cetak/elektronik dll).;
4.
Penerima
(To Whom/receiver)
Orang
/ kelompok / organisasi / suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut
tujuan (destination) / pendengar (listener) / khalayak (audience) / komunikan /
penafsir / penyandi balik (decoder);
5.
Efek
(With What Effect)
Dampak/efek yang terjadi
pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan
sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Komunikasi menurut Carl
I. Hovland , komunikasi adalah suatu proses tempat seseorang (komunikator)
menyampaikan rangsangan(biasanya simbol berupa kata-kata) untuk diubah perilaku
orang lain (Arifin, 2006:26).
Komunikasi
menurut Shannon dan Weaver , Komunikasi adalah bentuknya interaksi
manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, baik disengaja maupun tidak
disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasinya saja menggunakan
bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi wajah, gambar seni, dan teknologi
(Cangara, 2004:19).
Komunikasi
menurut William Albig , komunikasi adalah suatu proses sosial, dalam
arti melemparkan pesan/simbol yang tidak akan semakin besar pengaruhnya
terhadap semua proses dan menghasilkan bentuk perilaku dan adat istiadat
manusia. (Suprapto, 2009:). Thomas M. Scheidel (dalam Deddy Mulyana 2001),
menjelaskan
kita berkomunikasi untuk menyatakan dan
mendukung identitas diri, membangun
kontak sosial dengan orang yang berada di
sekitar kita, mempengaruhi orang,
namun tujuan utama
dalam komunikasi adalah mengendalikan lingkungan
fisik dan psikologi
kita.
Sedangkan menurut
Gordon L. Zimmerman (dalam Deddy
Mulyana 2001), membagi
tujuan komunikasi dalam
dua hal besar.
Pertama, komunikasi
digunakan untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang penting
bagi kebutuhan kita,
disini terjadi pertukaran informasi
yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas. Kedua,
berkomunikasi untuk berhubungan dengan
orang lain, terjadi
pertukaran informasi mengenai
bagaimana hubungan kita dengan
orang lain.
Secara umum, jenis komunikasi dibagi
menjadi dua, yaitu komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal.
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan merupakan
salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan
atau lisan (Djoko Purwanto;1997). berbicara dengan orang lain, menelepon teman,
menyajikan majalah, membaca puisi, membaca koran, mendengarkan radio, dan
menonton televisi. Meskipun tingkat keberhasilan komunikasi lisan lebih rendah
- bahkan menurut Ross, hanya 35 persen - dibandingkan komunikasi terdiam, tetap
diperlukan karena ada beberapa situasi dimana komunikasi kita tidak dapat
disampaikan secara lisan. Melalui Komunikasi ini diharapkan dapat membantu Anda
memahami apa itu komunikator disediakan apa adanya. Untuk berkomunikasi
diharapkan membaca atau mendengar lisan.
2.
Komunikasi
Nonverbal
Bentuk komunikasi nonverbal
adalah bentuk komunikasi yang kurang terstruktur sehingga sulit dilakukan
diteliti Selain itu, perbedaan wilayah, pendidikan, ruang lingkup media sosial
memiliki latar belakang yang berbeda. Hal ini menyebabkan interpretasi yang
berbeda terhadap sesuatu yang tidak sama juga sehingga menyebabkan pemahaman tentang komunikasi non-verbal
merupakan suatu kondisi yang diperlukan dan penting untuk diperlajari.
komunikasi non-verbal meliputi: Penyampaian pesan yang didasari oleh perasaan
dan emosi akan terlihat lebih alami, Dengan memperhatikan isyarat nonverbal
seseorang dapat mendeteksi atau menegaskan kejujuran pembicara, serta Bersifat
efisien.
Adapun macam komunikasi
nonverbal yaitu isyarat, symbol, gestur, warna, mimic muka, intonasi suara dan
lain sebagainya.
B.
Model Komunikasi
Komunikasi antar manusia hanya bisa
terjadi apabila seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan
tertentu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komunikasi hanya bisa
terjadi jika didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek.
Terdapat beberapa pandangan mengenai banyaknya unsur atau elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai bahwa adanya proses komunikasi, cukup didukung oleh tiga unsur diantaranya komunikator, pesan, dan komunikan. Sementara ada juga pula yang menambahkan unsur umpan balik dan lingkungan. (Sumartono, 2017)
Calude E. Shanon dan Warren Weaver (1949),
dua orang insinyur listrik menyatakan bahwa bahwa terjadinya proses komunikasi
memerlukan lima unsur yang mendukungnya, yakni pengirim, transmiter, signal,
penerima dan tujuan. Kesimpulan ini didasarkan atas hasil studi yang mereka
lakukan mengenai pengiriman pesan melalui radio dan telepon.
Meski pandangan Shannon dan Weaver pada
dasarnya berasal dari pemikiran proses komunikasi elektronikasi, tetapi para
ahli sebelumnya mencoba menerapkannya dalam proses komunikasi antar manusia seperti yang dilakukan oleh Miller
dan Cherry (Schramm;1971).
Sekitar tahun 1960-an David K. Berlo
membuat formula komunikasi yang lebih sederhana agar semakin mudah dipahami.
Formula tersebut dikenal dengan istilah “SMCR” yakni : source
(pengirim), Message (pesan), channel (saluran-media) dan receiver
(penerima. Kemudian Charles Osgood, Gerald Miller dan Melvin L. De Fleur
menambahkan lagi unsur efek dan umpan balik (feedback) sebagai pelengkap
dalam menciptakan komunikasi yang jelas dan sempurna. Kedua unsur ini nantinya
lebih banyak dikembangkan pada proses komunikasi antar pribadi (persona) dan
komunikasi massa.
Setiap peristiwa komunikasi akan
melibatkan landasan atau sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam
komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga
dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering
disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source,
sender atau encorder. Dalam komunikasi, setiap orang atau kelompok
dapat menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu proses dimana
komunikator dapat menjadi komunikan, sebaliknya komunikan dapat menjadi
komunikator. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika seseorang menjadi
komunikator.
Model komunikasi merupakan sebuah gambaran
sederhana dari proses komunikasi yang menuunjukan keterkaitan antara satu
komponen komunikasi dengan komponen lainnya.
Model komunikasi mengarah pada proses
komunikasi manusia dan menunjukkan proses komunikasi dengan menggunakan
berbagai simbol. Model komunikasi membentuk sebuah pandangan komunikasi dengan
menguraikan komunikasi yang begitu kompleks menjadi lebih sederhana tanpa
menghilangkan komponen-komponen yang ada di dalamnya.
Pada dasarnya model merupakan sebuah alat
bantu. Sebagai alat bantu, model akan mempermudah menjelasakan suatu fenomena
komunikasi dengan mempresentasikan secara abstrak ciri-ciri yang dianggap
penting dan menghilangkan rincian yang tidak perlu tapi tetap tidak
menghilangkan teori di dalamnya. hubungan antara model dengan teori begitu
erat, model sering dicampuradukkan dengan teori.
Ø Model
Stimulus-Respon
Model ini merupakan model yang paling dasar dalam kajian
ilmu komunikasi. Model ini memberitahu bahwa komunikasi merupakan sebuah proses
aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda
nonverbal, gambar-gambar, dan Tindakan akan menarik perhatian orang lain untuk
memberikan respon cara yang diinginkan. Model stimulus-respon bersifat timbal
balik dan memiliki banyak efek.
Ø Model
Aristoteles
Model ini merupakan model yang paling klasik yang sering
disebut model retoris. Model ini berhasil menciptakan rumusan mengenai model
komunikasi verbal yang pertama. Komunikasi tersebut terjadi Ketika komunikator
menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah prilaku.
Ø Model
Schramm
Wilbur Scheram menciptakan serangkaian model komunikasi,
dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), kemudia model
yang lebih rumit yang di dalamnya terdapat perhitungan mengenai pengalaman dua
individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap
interaksi dua individu.
Ø Model
Shannon dan Weaver
Model ini berasumsi bahwa sumber daya informasi menciptakan
pesan dari seperangkat pesan yang tersedia.
Ø Model
Lasswell
Model ini menjelaskan mengenai proses komunikasi dan
fungsinya terhadap sosial atau masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa di dalam
komunikasi terdapat tiga fungsi. Yang pertama adalah pengawasan lingkungan,
yang mengingatkan anggota – anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam
lingkungan. Kedua adalah korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat
yang merespon lingkungan. Ketiga adalah transmisi warisan sosial dari suatu
generasi ke generasi lainnya.
Ø Model
Newcomb
Theodore Newcomb (1953) melihat komunikasi dari pandangan
sosial psokologi. Model ini dikenal dengan nama model ABX. Model yang
menggambarkan bahwa seseorang (A) mengirim informasi kepada orang lain (B)
tentang sesuatu (X). Model ini mengasumsikan bahwa orientasi A ke B atau ke X
tergantung dari mereka masing-masing.
Ø Model
Westley dan Maclean
Model ini berpendapat dalam dua konteks, komunikasi
interperonal dan massa.Dan perbedaan yang paling penting diantara komunikasi
interpersonal dan massa adalah pada umpan balik (feedback). Di
interpersonal, umpan balik berlangsung cepat dan langsung, sedang di komunikasi
massa, umpan baliknya bersifat tidak langsung dan lambat.
Ø Model
Gerbner
Model ini merupakan perluasan dari model komunikasi milik
Lasswell, terdiri dari model verbal dan model diagramatik.
Ø Model
Berlo
Model ini memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan
hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber (Source), pesan (Message),
saluran (Channel), dan penerima (Receiver). Sumber adalah pembuat pesan.
Ø Model
Defluer
Model ini merupakan model komunikasi massa. Dengan
menyisipkan perangkat media massa (mass medium device) dan perangkat umpan
balik (feedback device). Model ini menggambarkan sumber (source), pemancar
(transmitter), penerima (receiver), dan tujuan (destination) sebagai fase yang
terpisah dalam proses komunikasi massa, serupa dengan fase– fase yang
digambarkan Schramm. Fungsi dari penerima dalam model Defleur adalah menerima
informasi dan menyandikannya.
Ø Model
Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan
Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication.
Mereka berpendapat bahwa komunikasi sebagai proses linear merupakan sebuah
ketertarikan pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu
model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (hannelc).
Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication
model).
Ø Model
Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada
tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim
dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim.
Ø Model
Transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund
pada tahun 1970. Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang
berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi
bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima
sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang
terjadi.
Pada tahun 1996, Deutsch
mengemukakan empat fungsi model, diantaranya:
Organizing function,
mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati.
Suatu model memberi gambaran umum suatu keadaan tertentu yang berbeda.
Ø Explaining,
menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui (heuristik).
Ø To
predict, sebuah model memungkinkan kita untuk
memprediksi outcome atau keadaan dari suatu peristiwa.
Ø Mengukur
fenomena (pengukuran).
Adapun tiga fungsi model menurut Wiseman
dan Barker yaitu:
Ø Melukiskan
proses komunikasi.
Ø Menunjukkan
hubungan visual.
Ø Membantu
dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi
Dengan mempelajari berbagai model komunikasi yang
disampaikan oleh para ahli, kita semua dapat memperluas pengetahuan dan
pemahaman mengenai proses komunikasi yang sangat kompleks. Memahami model
komunikasi memilih metode atau saluran yang akan digunakan sesuai dengan tujuan
komunikasi yang ditetapkan mengevaluasi proses komunikasi yang dilakukan, dan
memungkinkan penerima pesan memahami pesan yang dikirim oleh pengirim pesan.
C. Komponen
Dasar Komunikasi
Komponen
dasar pada komunikasi merujuk pada unsur-unsur penting yang terlibat dalam
proses komunikasi. Ketika komponen-komponen ini saling berinteraksi, proses
komunikasi terjadi. Kehadiran dan pemahaman yang jelas tentang setiap komponen
ini penting untuk memastikan komunikasi yang efektif dan efisien antara
pengirim dan penerima.
Sesuai dengan pendapat dari
para ahli, proses komunikasi dapat berjalan karena adanya keterlibatan beberapa
komponen maupun tahapan. Berikut penjelasan dari komponen-komponen komunikasi
tersebut.
Ø
Pengirim
Pesan
Komponen pertama dan yang paling penting dalam memulai komunikasi adalah pengirim atau sumber pesan atau. Komponen ini sering disebut komunikator atau pembawa pesan. Tanpa komponen kunci ini, tidak ada komunikasi. Efektivitas proses komunikasi sebenarnya tergantung pada sikap komunikator dan pilihan kata serta simbol yang digunakan. Hal ini dikarenakan komunikator merupakan pihak yang mempunyai sumber utama pesan yang ingin disampaikan kepada pihak lain atau komunikan.
Ø
Pesan
Pesan juga merupakan
komponen utama yang berperan sebagai isi komunikasi. Pesan atau informasi yang
disampaikan komunikator kepada komunikan atau khalayak dapat berupa pesan
verbal maupun non verbal. Pesan yang diciptakan juga harus disesuaikan dengan
latar belakang penerima pesan, agar lebih mudah dipahami dan tepat sasaran.
Oleh karena itu, komunikator harus memahami kebutuhan dan profil latar belakang
pihak yang menerima pesan. Selain itu, pesan yang ingin disampaikan harus
jelas, ringkas, sesuai dengan tujuan komunikasi dan mudah dipahami.
Ø
Encoding
Komponen selanjutnya yang
harus dipenuhi dalam suatu komunikasi adalah encoding. Pesan harus dipersiapkan
dengan baik agar informasi yang ada di dalamnya dapat di-encode. Secara
sederhana, encoding dapat diartikan sebagai proses mengambil dan mengirimkan
informasi atau pesan oleh encoder.
Ø
Saluran
atau Media Komunikasi
Media atau saluran memegang
peranan penting dalam komunikasi yang berkesinambungan. Media juga dapat
berguna dalam mendukung komunikasi online. Jenis media komunikasi tergantung
pada jenis pesan yang disampaikan. Pesan yang luas, misalnya untuk tujuan pemasaran
suatu perusahaan, dapat disampaikan melalui media massa seperti televisi. Di
era digital saat ini, media digital dan media sosial bisa menjadi pilihan yang
tepat untuk menyampaikan pesan pemasaran suatu Perusahaan.
Ø
Decoding
Kegiatan decoding dalam
komunikasi dapat terjadi ketika penerima pesan telah menerima pesan atau
informasi yang disampaikan oleh komunikator.
Ø
Penerima
pesan
Komponen lain yang tidak
kalah pentingnya dalam menunjang proses komunikasi adalah penerima atau
penerima pesan. Tugas utama sebagai penerima pesan adalah menerima pesan,
menafsirkan atau memahami pesan, dan memberi makna pada pesan tersebut.
Komunikasi dapat dikatakan berhasil sesuai tujuannya, apabila penerima pesan
mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan komunikator.
Ø
Umpan
Balik (Feedback)
Komponen komunikasi atau
pesan selanjutnya adalah umpan balik, yang dapat terjadi ketika penerima dapat
memahami pesan tersebut. Saran atau tanggapan ini dapat diberikan segera atau
ditunda untuk beberapa waktu. Contoh komunikasi langsung atau umpan balik
percakapan adalah ekspresi wajah, bahasa tubuh, dll. Jika komunikasi dilakukan
secara tertulis, maka reaksi yang relevan dapat berupa tanggapan tertulis
terhadap isi pesan.
Ø
Konteks
Komunikasi
Selanjutnya adalah konteks
komunikasi Dimana disini berperan penting dalam membantu komunikator menentukan
gaya bahasa maupun cara untuk berkomunikasi. Konteks yang dimaksud dapat berupa
lingkungan, waktu latar belakang profil, kondisi sosial budaya, dan lainnya.
Dengan itu, antara komunikator dengan komunikan harus saling menyesuaikan.
Ø
Gangguan
Komunikasi
Komunikasi dapat mengalami
gangguan Ketika terdapat beberapa faktor pengganggu. Misalnya, gangguan fisik,
semantik, mental, psikologis, maupun gangguan dari lingkungan sekitar. Gangguan
ini membuat pesan dalam komunikasi tidak dapat disampaikan secara jelas dan
rentan terjadi kesalah pahaman.
Ø
Efek
komunikasi
Terakhir, efek dari proses
komunikasi dapat berupa tingkah laku maupun sikap dari penerima pesan setelah
menerima informasi dari komunikator.
Ketika komponen-komponen ini
saling berinteraksi, proses komunikasi terjadi. Kehadiran dan pemahaman yang
jelas tentang setiap komponen ini penting untuk memastikan komunikasi yang
efektif dan efisien antara pengirim dan penerima.
D.
Prinsip Komunikasi
Ada beberapa prinsip dasar dari proses
komunikasi manusia. Prinsip komunikasi (dalam kgiaji.wordpress.com) setidaknya
ada 12, diantaranya:
Ø Komunikasi
adalah proses simbolik
Dikutip dari buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2010)
karya Deddy Mulyana, komunikasi merupakan proses penyampaian dan pertukaran
simbol, lambang, tanda, atau gambar dari komunikator kepada komunikan. Karena
simbol atau lambang digunakan untuk menunjukkan suatu hal berdasarkan
kesepakatan sekelompok orang.
Ø Setiap
Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
Artinya setiap bentuk komunikasi nonverbal, yakni perilaku
manusia, bisa dimaknai sebagai stimulus bagi orang lain. Perilaku manusia,
seperti gerak-gerik tubuh dan raut wajah bisa ditafsirkan oleh orang lain,
walaupun sebenarnya orang tersebut sedang tidak ingin berkomunikasi.
Ø Komunikasi
Memiliki Dimensi isi dan dimensi hubungan
Prinsip komunikasi ini menjelaskan bahwa tiap pesan
komunikasi punya dimensi isi dan hubungan. Dimensi isi dilihat dari isi
pesannya. Sedangkan dimensi hubungan terlihat dari cara seseorang mengatakan
pesannya.
Ø Komunikasi
berlangsung dalam berbagai Tingkat kesengajaan
Artinya
komunikasi bisa terjalin dari peristiwa yang tidak disengaja sama sekali,
hingga bentuk komunikasi yang sudah direncanakan dan disadari. Kesengajaan
bukan syarat terjadinya komunikasi, meskipun seseorang tidak berniat
menyampaikan pesan. Namun, perilaku orang tersebut bisa ditafsirkan orang lain.
Ø Komunikasi
terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan yang dikirim komunikator, baik secara verbal maupun
nonverbal, disesuaikan dengan konteks tempat, ruang, dan waktu. Tempat berarti
di mana proses terjadinya komunikasi. Fisik dan ruang mencakup iklim, suhu,
intensitas cahaya, dan lainnya. Sedangkan waktu menunjukkan kapan pesan
komunikasi dikirimkan.
Ø Komunikasi
melibatkan prediksi peserta komunikasi
Artinya
komunikasi memerlukan tata krama yang disesuaikan dengan lawan bicaranya.
Sehingga sikap yang akan dilakukan harus diprediksi terlebih dahulu. Adanya
prediksi membuat orang lebih nyaman dan tenang dalam berkomunikasi.
Ø Komunikasi
bersifat sistematik
Sistem internal dan eksternal memengaruhi cara seseorang
berkomunikasi. Sistem internal adalah segala hal yang dibawa dalam
berkomunikasi. Sementara, sistem eksternal merupakan situasi lingkungan. Kedua
sistem ini mencakup faktor latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman,
pendidikan, dan lingkungan keluarga.
Ø Semakin
mirip latar belakang sosial budaya semakin efektif pula komunikasi
Semakin
efektif komunikasi Prinsip komunikasi ini menjelaskan bahwa kesamaan latar
belakang, seperti suku dan pendidikan, akan membuat orang lebih mudah
berkomunikasi. Karena kedua belah pihak punya makna yang sama terhadap simbol
yang saling dipertukarkan.
Ø Komunikasi
bersifat nonsekuensial
Artinya komunikasi melibatkan respon sebagai bukti bahwa
pesan telah dikirimkan, diterima, serta dimengerti. Sehingga proses komunikasi
bersifat nonsekuensial atau dalam artian tidak berlangsung satu arah.
Ø Komunikasi
bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
Komunikasi
adalah proses berkelanjutan, yang mana tiap peserta komunikasi saling
bergantung dan memengaruhi satu sama lain. Hal ini terlihat dari proses
penyampaian dan penerimaan pesan. Baca juga: Etika Komunikasi: Pengertian dan
Fungsinya
Ø Komunikasi
bersifat irreversible
Tiap orang yang berkomunikasi tidak bisa mengontrol dampak
yang timbul akibat pesan yang dikirimkan. Pesan yang telah disampaikan, tidak
bisa dikendalikan atau dihilangkan pengaruhnya oleh komunikator.
Ø Komunikasi
bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Prinsip komunikasi ini menjelaskan bahwa komunikasi bukan satu-satunya solusi pemecahan masalah. Karena komunikasi hanya salah satu faktor pendukung dalam penyelesaian masalah.
BAB II
KONSEP-KONSEP DASAR ORGANISASI
Organisasi
terjadi Ketika sekumpulan orang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Hal itu bisa terjadi karena adanya kegiatan yang dirancang dengan sengaja,
menimbulkan improvisasi atau kombinasi keduanya.
A.
Pengertian
Organisasi
Dalam
kehidupan sehari-hari kita akan dihadapkan oleh fakta bahwa kita harus selalu
berhubungan dengan organisasi. Kata organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu
“organon”, yang artinya adalah alat atau instrumen. Awalnya organisasi hanya
dipandang sebagai alat mekanis yang digunakan untuk membantu mencapai tujuan.
Tetapi seiring berkembangnya zaman dan semakin canggih pula, para ahli
mengemukakan definisi organisasi secara berbeda - beda.
Definisi
organisasi menurut Barnard seperti yang dikutip oleh Steers, Ungson, dan
Mowday. Ia merumuskan bahwa organisasi
sebagai sebuah sistem yang mengkoordinasikan secara sadar kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dari rumusan Barnard tersebut ada
tiga komponen organisasi yaitu jaringan komunikasi, sistem koordinasi, dan
orang-orang yang ingin bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi.(Silviani,
2020)
Kemudian
definisi yang dikemukakan oleh Jones, organisasi adalah sebuah alat yang
digunakan oleh manusia untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatannya untuk
mencapai tujuan atau nilai-nilai yang diinginkan. Pada dasarnya Organisasi
adalah jawaban dan alat untuk memuaskan kebutuhan manusia.
Dari
definisi di atas diambil disimpulkan bahwa manusia merupakan komponen
organisasi dan yang kedua organisasi adalah alat manusia. Kemudian kemunculan
atau kematian organisasi sangat tergantung pada muncul atau terpuaskannya
kebutuhan manusia.
Robbins
mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, yang memiliki sekat yang relatif dan dapat diidentifikasi, yang
bekerja secara terus menerus untuk mencapai suatu tujuan. Definisi Robbins ini
menyatakan bahwa organisasi mempunyai sekat atau penghalang yang dapat
diidentifikasi. Jika dielaborasi maka definisi yang dikemukakan oleh Robbins
ini mengandung beberapa unsur yang dapat dikoordinasikan secara sadar, yang
merupakan kesatuan sosial, memiliki batas yang relatif dapat diidentifikasi,
ada keterikatan keanggotaan yang teratur, dan memiliki tujuan.
Sementara
itu , Gibson, Ivansevich, dan Donnelly (1995) mendefinisikan organisasi sebagai
kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat
dicapai individu secara perorangan.
Menurut
Hodge dan Anthony lingkungan organisasi mengacu pada semua kelompok,
norma-norma, dan kondisi – kondisi di mana organisasi harus berhubungan.
Dari
berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa studi organisasi adalah studi
dengan obyek telaah yang kompleks, mulai dari studi tentang individu, kelompok,
sampai dengan studi pada lingkup organisasi.
Untuk
mempelajari organisasi pada tingkat individu, kelompok, dan organisasi banyak
diperlukan ilmu, teori, konsep, dan pengetahuan dari disiplin ilmu yang lain.
Bagan berikut akan memperjelas hubungan tersebut (Robbins; 2003).
B. Elemen
Organisasi
Menurut
Tom Peters dan Rober Waterman (1980),3 elemenelemen organisasi terangkum dalam
7-S sebagai sebuah model dan kerangka kerja pengembangan organisasi. Elemen 7-S
berupa strategy (strategi), structure (struktur), system (sistem), shared value
(nilai bersama), style (gaya/corak), staff (staf), dan skills (kecakapan).
Strategi, struktur, dan sistem merupakan tiga elemen hard. Sedangkan nilai
bersama, gaya/corak, staf, dan kecakapan merupakan empat elemen soft. Ketujuh
elemen ini bersifat kongruen (sama dan sebangun), konsisten, dan saling
menguatkan dalam mendukung mewujudkan tujuan organisasi.
Kemudian
Pascale menambahkan model 7-S. Strategi bentangannya itu antara terencana
(planned) atau oportunistik. Struktur, antara elitis atau pluralis. Sistem,
antara mandatori atau diskresi. Nilai bersama, antara hard minds atau soft
hearts. Gaya/corak, antara manajerial atau transformasional. Staf, antara
individual atau kolegial. Sedangkan kecakapan, antara maximise atau metamise.
Pemikiran Pascale memberikan gambaran terciptanya ruang gerak pada
masing-masing elemen, dan ruang gerak ini akan sangat dipengaruhi adanya
kemampuan pimpinan dalam menggerakkan dan menegembangkan sebuah organisasi.
Dapat disimpulkan bahwa Terdapat tujuh unsur organisasi, yaitu: strategi, struktur, sistem, nilai-nilai bersama, gaya, personel dan pengetahuan. Diperlukan model kepemimpinan dan pemimpin transformasional untuk mengembangkan suatu organisasi.
C.
Karakteristik Organisasi
Karakteristik
organisasi yaitu bagaimana hubungan yang terjadi di dalam suatu organisasi
antara atasan dengan bawahan, dan sesama rekan kerja. Bagaimana sistem
penggajian dan kebiasaan organisasi tersebut(Ripul Reja, 2016).
Karakteristik
organisasi merupakan suatu kondisi dimana setiap organisasi atau lingkungan
kerja mempunyai suatu peraturan, kebijakan, sistem pemberian hadiah dan misi
lainnya yang sangat berpengaruh pada setiap anggotanya.
Kemudian
karakteristik organisasi juga dapat dikatakan sebagai tempat dimana seluruh
komponen-komponen terintegrasi yang pada
akhirnya meciptakan lingkungan kerja bagi tiap-tiap individu yang ada. Yang
didalamnya terdapat suatu kebijaksanaan, budaya kerja. Keberhasilan organisasi
dalam menjaga eksistensi dan mencapai keberhasilan disebabkan karena adanya kinerja perusahaan dan kinerja pegawainya.
Untuk mencapai kinerja yang diinginkan atau diharapkan, membutuhkan adanya
peran karakteristik suatu organisasi.untuk mempengaruhi kinerja.(Effendhie,
2011)
Menurut
Widarnani (2015) karakteristik organisasi sebagai wadah dimana seluruh
bagian-bagian terintegrasi menciptakan lingkungan kerja bagi tiap-tiap individu
yang ada, didalamnya terdapat kebijakan, budaya atau kultur kerja. Ada tiga
indikator untuk mengukur karakteristik organisasi (organizational practices)
menurut Hellregel dan Slocum dalam penelitian Widanarni et al (2015), antara
lain :
Ø Komitmen terhadap tujuan organisasi,
yang berkaitan dengan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota
organisasi, bersedia untuk berusaha mencapai tujuan organisasi dan kepercayaan
serta menerima tujuan nilai-nilai organisasi
Ø Hubungan dengan teman sekerja, yang
berkaitan dengan hubungan persahabatan dengan rekan sekerja dan saling
mendukung antar rekan kerja tersebut
Ø Hubungan dengan atasan, yang menyangkut bantuan teknis, bimbingandan perhatian atasan terhadap pegawainya.
D. Fungsi
Organisasi
Fungsi
organisasi mengarah pada perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian. Model organisasi terdiri dari model otokrasi, suportif,
kastodial, dan kolegial. Sementara itu, fase pertumbuhan organisasi terdiri
dari fase anak-anak, fase remaja, fase dewasa, dan fase matang.
Dalam
fungsi pengorganisasian, seorang pimpinan organisasi akan penempatan
keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dirancang
berdasarkan suatu struktur kerja organisasi tertentu. Struktur kerja tersebut
dinamakan Desain Organisasi. Stuktur organisasi pada dasarnya merupakan desain
organisasi dari pimpinan dalam melakukan penempatan sumber daya organisasi,
terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki
organisasi, serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan
dan dikomuniksikan.(Sitepu,
2011)
Fungsi pengorganisasian adalah proses yang berkorelasi dengan strategi yang telah diciptakan dan dirumuskan dalam perencanaan desain sebuah struktur organisasi yang tepat dan paten, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi tersebut dapat bekerja sama secara yang efektif dan efisien untuk pencapaian visi misi organisasi.
BAB III
PERSEPSI DAN KONSEP DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI
A. Persepsi Mengenai Komunikasi Organisasi
Goldhaber (1993:6) berpendapat bahwa komunikasi
organisasi adalah, “Communication is essential to an organization.
Information is vital to effective communication. Persons who control
information control power.”, yang artinya komunikasi penting bagi suatu
organisasi. Informasi sangat penting bagi komunikasi yang efektif. Orang yang
mengontrol informasi akan mengontrol kekuasaan. Para ahli sepakat bahwa dalam
sebuah organisasi tercipta sekumpulan individu yang mana aktivitasnya
dikoordinasikan dalam rangka mencapai tujuan mereka pribadi, maupun tujuan
bersama. Dalam aktivitasnya, sebuah organisasi membentuk struktur untuk
memudahkan interaksi dalam lingkungan organisasi. Interaksi ini akan
menciptakan proses komunikasi terjadi dalam organisasi, baik secara
transaksional (yakni melibatkan dua orang atau lebih yang berinteraksi secara
bersamaan), maupun simbolik (sistem tanda dan lambang yang mewakili suatu hal
lain di mana telah menjadi kesepakatan dalam organisasi.(Sitepu,
2011)
Menurut Katz
dan Kahn komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran
informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Organisasi sebagai
suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah nya
menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini
kepada lingkungan.
Persepsi Greenbaunm
bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam
organisasi. Dia membedakan komunikasi internal dengan eksternal dan memandang
peranan komunikasi terutama sekali sebagai koordinasi pribadi dan tujuan
organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas.
Persepsi Redding dan Sanborn komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal.
sebuah
organisasi terdapat visi, misi, budaya dan iklim organisasi yang sangat
menentukan perilaku organisasi tersebut. Semua organisasi memiliki
karakteristik yang khas. Semua organisasi memiliki satu tujuan, satu struktur,
proses untuk mengkoordinasi kegiatan dan orang-orang yang melaksanakan
peran-peran yang berbeda. Pengertian organisasi tersebut mengandung konsep-konsep sebagai berikut:
Proses, yaitu suatu organisasi adalah suatu
sistem terbuka yang dinamis dalam menciptakan dan saling menukar informasi diantara
anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus
menerus dan tidak ada hentinya, maka dikatakan sebagai suatu proses.
Pesan, yang dimasksud pesan disini adalah
susuna simbol yang penuh dengan arti tentang orang, objek, peristiwa yang
dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Dalam komunikasi organisasi kita
mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam
organisasi dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang berkorelasi dengan
Bahasa, penerima yang dimaksud, metodifusi dan aruh tujuan dari pesan itu
sendiri. Pengklarifikasian pesan menuntut Bahasa dapat dibedakan menjadi pesan
verbal dan non verbal. Pesan verbal dalam organisasi misalnya, surat, memo,
pidato dan percakapan. Sedangkan pesan non verbal dan non verbal. Pesan verbal
dalam organisasi misalnya, surat, memo, pidato dan percakapan. Sedangkan pesan
non verbal dalam organisasi terutama sekali yang tidak diucapkan atau ditulis
seperti Bahasa gerak tubuh, sentuhan, nada, suara, ekspresi wajah, dll.
Jaringan, organisasi terdiri atas suatu seri
orang-orang yang menduduki posisi dan peranan tertentu dalam organisasi.
Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati
suatu jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi
ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang atau keseluruhan
organisasi. Hakikat dan luas dari jaringan ini dipengaruhi oleh banyak sektor
antara lain hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dan arus pesan,
dan isi dari pesan.
Keadaan saling tergantung. Konsep kunci
komunikasi organisasi keempat adalah keadaan saling tergantung satu bagian
dengan bagian lainnya. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang
merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami
gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnyadan mungkin juga kepada seluruh
sistem organisasi. Implikasinya bila pimpinan membuat suatu Keputusan dia harus
memperhitungkan implikasi Keputusan itu terhadap organisasinya secara menyeluruh.
Hubungan, konsep kunci yang kelima dari
komunikasi adalah hubungan. Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka,
sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada
manusia yang ada pada organisasi. Dengan kata lain jaringan melalui nama
jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia. Oleh karena itu
hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepapa tingkah laku
komunikasi dari orang yang terlibat suatu hubungan perlu dipelajari. Sikap,
skill, moral dari seseorang, mempengaruhi dan dipengaruhi hubungan yang
bersifat organisasi. Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu
hubungan diantara dua orang sampai kepda hubungan yang kompleks. Jadi dalam
organisasi terjadi hubungan yang sifatnya individual, kelompok, dan hubungan
organisasi.
Lingkungan. Yang dimaksud lingkungan adalah semua
totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan
keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Yang termasuk lingkungan
internal adalah personal/anggota, tujuan, produk, dll. Sedangkan lingkungan
eksternal adalah langganan, saingan, teknologi, dll. Komunikasi organisasi
terutama berkenaan dengan transaksi yang terjadi dalam lingkungan internal
organisasi yang terdiri dari organisasi dan kulturnya, dan antar organisasi
dengan lingkungan eksternalnya.Yang dimaksud kultur organisasi adalah pola
kepercayaan dan harapan dari anggota yang menghasilkan norma-norma yang
membentuk tingkah laku individu dan kelompok dalam organisasi. Organisasi
sebagai suatu sistem terbuka harus berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya,
seperti : teknologi, ekonomi, undang-undang dan faktor sosial. Karena faktor
lingkungan berubah-ubah, maka organisasi memerlukan informasi baru. Informasi
ini harus dapat mengatasi perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan dan
pertukaran pesan baik secara internal dalam unit-unit yang relevan maupun
terhadap kepentingan umum secara eksternal.
Ketidakpastian, adalah perbedaan informasi yang
tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor
ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan menukar pesan diantara anggota,
melakukan sesuatu penelitian pengembangan organisasi, dan menghadapi
tugas-tugas yang kompleks dengan integrasi tinggi. Ketidakpastian dalam suatu
organisasi juga disebabkan oleh terjadinya banyak informasi yang diterima daripada
sesungguhnya diperlukan untuk menghadapi
lingkungan mereka. Jadi ketidakpastian dapat disebabkan oleh terlalu sedikit
informasi yang didapatkan dan juga karena terlalu banyak yang diterima.
C.
Fungsi komunikasi Organisasi
Abdi (dalamBanjarnahor,
dkk. 2022:17-18), menyatakan bahwa tujuan
dari komunikasi Tentunya sangat
penting karena ini merupakan
proses sosialisasi antar anggota. (VIEW OF KONSEP KOMUNIKASI
ORGANISASI) Tujuan komunikasi
yang dimaksud, adalah:
Ø
Berfungsi
sebagai pengendali, supaya komunikasi berupa informaasi atau pesan yang
disampaikan oleh seseorang dapat terkendali penyampaiannya. Supaya tidak
menimbulkan kesalahpahaman.
Ø
Berfungsi
sebagai motivasi, adanya komunikasi yang baik dan terjaga makan akan menarik
orang lain untuk termotivasi dalam melakukan hal yang diinginkannya. Biasanya
motivasi ini berupa dukungan dan dorongan semangat.
Ø
Berfungsi
untuk mengungkapkan emosional, yaitu lewat komunikasi individu dapat membagikan
apa yang mereka rasakan kepada orang lain melalui sebuah komunikasi
Ø
Berfungsi
sebagai media komunikasi, dengan komunikasi maka informasi ataupun pesan yang
ingin disampaikan atau dibagikan dapat dengan mudah dimengerti melalui berbagai
media komunikasi sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terealisasikan dengan
baik dan efektif.
Komunikasi
juga berperan sebagai pengontrol perilaku seseorang dalam organisasi. Masalah
yang terjadi di dalam sebuah organisasi dapat diselesaikan melalui komunikasi.
Masalah yang dihadapi anggota dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
ini berarti komunikasi yang baik dan efektif diharapkan dapat menjadi motivasi
kerja bagi setiap anggota agar tergugah dan dapat meningkatkan serta mendorong
anggota untuk kinerja yang lebih baik.(Sufi, 2018)
Ukas (dalam Banjamahor, dkk.
2022:18) menemukan bahwa komunikasi memiliki banyak fungsi, diantarnya :
Ø
Mewujudkan
apa yang diinginkan melalui fungsi informasi, komunikasi. Strakeholder dalam
mengirim ke khalayak dapat dikomunikasikan secara lisan atau tertulis
berlangsungan dFasiengan mediasi ide dan pikiran.
Ø
Fasilitas
perintah mengeluarkan perintah terkait kinerja. Ketika kekuatan pribadi adalah
hak u ntuk memberi perintah kepada bawahan jika patuh dan disiplin dalam
melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Ø
Kemampuan
dalam mempengaruhi, menyalurkan, dan menembus elemen agar lebih persuasif dan
lebih termotivasi daripada atasan, kepemimpinan yang memberikan bawahan akan
rasa tanggung jawab melakukan pekerjaan dan tugas yang harus dilaksanakan.
Ø
Fungsi
terpadu, organisasi sebagai system, terintegrasi ke dalam keseluruhan, terkait
satu sama dengan yang lainnya. Hal-hal yang tidak dapat dipisahkan, saling
terkait, dan mempengaruhi satu sama lain dapat menciptakan proses komunikasi
untuk mencapai tujuan bersama.
D. Pendekatan
Komunikasi Organisasi
Sebelum melakukan sebuah proses komunikasi, alangkah
baiknya terlebih dahulu melakukan pendekatan terhadap apa saja informasi atau pesan yang akan disampaikan Ketika
komunikasi organisasi sedang
berlangsung. Sebagai contoh, Ketika sebuah organisasi yang diikuti
sedang membahas kegiatan atau program membuat suatu logo untuk organisasi
tersebut, maka sebaiknya melakukan pendekatan untuk mengkonsep informasi atau
pertanyaan yang baik dan benar. Bahkan jika ingin memberi saran, akan lebih
baik dengan Bahasa yang sopan dan tidak menyinggung. Di bawah ini akan
dijelaskan tiga jenis pendekatan dalam komunikasi organisasi, diantaranya :
1. Pendekatan
Makro
Pendekatan makro merupakan suatu
cara dalam melihat struktur lingkungan sebagai sarana atau tempat
berkomunikasi. Nantinya pendekatan
makro akan memberikan sebuah pandangan atau persepsi anggota mengenai apa yang
sedang terjadi di dalam sebuah lingkungan dimana organisasi itu ada. Ketika
kamu melakukan pendekatan makro untuk kegiatan pembuatan logo baru organisasi
maka dengan otomatis, setiap anggota atau individu akan melakukan penyesuaian
diri dan identifikasi diri. Kedua hal tersebut akan sangat membantu anggota
atau individu dalam mengkonsep beberapa hal, diantaranya :
Ø Apa
yang bisa dilakukan oleh organisasi
Ø Design
logo seperti apa yang diharapkan
Ø Apakah
bersedia jika berbagi tugas seperti sebagian anggota mendesign dan sebagian
anggota lainnya memikirkan konsep logo
Ø Dalam
berapa lama pembuatan logo itu akan selesai
Ø Kapan logo itu akan dipublikasikan, dan lain-lain.
2. Pendekatan
Mikro
Pendekatan
mikro merupakan sebuah pendekatan yang terfokus kepada komunikasi yang terjadi
didalam sebuah organisasi. Ini berarti ketika kamu melakukan pendekatan mikro
terhadap program pembuatan logo, maka pendekatan mikro akan memberikan kamu
sebuah konsep komunikasi yang berfokus kepada :
Ø Menjalin komunikasi antar anggota
organisasi untuk mengajak dan berpartisipasi dalam memberi saran
Ø
Memberikan
masukan kepada anggota organisasi mengenai konsep logo yang dimaksud, sesuai
dengan makna organisasi itu sendiri
Ø
Mengajak
seluruh anggota organisasi untuk ikut didalam kegiatan organisasi ini
Ø
Mengevaluasi
dan memberikan sebuah arahan kepada anggota organisasi untuk lebih aktif dalam
berpendapat
Ø
Saling
memotivasi antar anggota organisasi
3. Pendekatan
Individual
Pendekatan individual merupakan sebuah
kegiatan atau pendekatan yang perpusat kepada individu seseorang atau anggota.
Pendekatan ini bisa berupa melihat dan mengobservasi seseorang mulai dari
tingkah laku, cara berbicara, tutur bahasa, pekerjaan hingga kepada kegiatan
lainnya. Setelah melakukan pendekatan ini, biasanya akan mendapatkan konsep
komunikasi seperti :
Ø
Siapa
saja anggota yang setuju melakukan pergantian logo
Ø
Siapa
saja yang menyerukan pendapatnya
Ø
Bagaimana
tanggapan mereka terhadap kegiatan ini
Ø
Bagaimana
cara mereka melihat kondisi ini, dan lain sebagainya
Setelah melakukan tiga pendekatan di atas, maka dapat dipastikan memiliki sebuah konsep dasar komunikasi organisasi yang akan diutarakan atau komunikasikan sewaktu pertemuan organisasi. Karena tadi kita membuat contoh mengenai kegiatan perubahan logo organisasi, maka konsep yang telah kamu dapatkan dari melakukan pendekatandiatas akan mempermudah kamu untuk berbicara, berinteraksi, meyakinkan, dan memotivasi.
BAB IV
TEORI-TEORI ORGANISASI
A. Pengertian
Teori Organisasi
Teori
organisasi yang ada saat ini merupakan hasil dari sebuah pengevolusian. Berbagai
teori yang ada saat ini setelah diperkenalkan, dievaluasi dan di perbaharui
dari waktu ke waktu di mana teori-teori mengenai organisasi ternyata
mencerminkan keterbatasan teori-teori terdahulu.
Para
ilmuwan dari berbagai belahan dunia dengan llatar belakang pemikiran dan
perspektif yang berbeda telah mengkaji serta menganalisis perkembangan
organisasi-organisasi dari waktu ke waktu secara berkesinambungan dan berusaha
menemukan kesimpulan dari keterkaitan antara perkembangan organisasi satu
dengan perkembangan organisasi berikutnya. Organisasi-organisasi yang ada pada
saat ini mencerminkan suatu pola perkembangan yang kumulatif, di mana teori
organisasi terjadi sejak permulaan abad ini.(Siagian & Luthan, 2012)
Sejarah teori organisasi
bermula dari karya Adam Smith dalam An Inquiry into The Nature and Causes of
The Wealth of Nations, yang kemudian menjadi tolak ukur perkembangan awal teori organisasi, karena
membangun sebuah frame work bagi pengetahuan tentang organisasi, di mana secara
mendalam perkembangan pengetahuan tentang organisasi diklasifikasikan menjadi
beberapa aliran.
B. Teori
Klasik
Teori
klasik atau yang sering disebut aliran klasik merupakan teori yang Memandang
organisasi sebagai suatu sistem tertutup dengan penekanan pada aspek membangun
rasionalitas dalam mekanisme kerja organisasi. Adapun Tujuan utamanya yaitu menyusun
organisasi yang paling efisien,
Daniels,
Spiker, and Papa (1997) menyebut aliran klasik ini sebagai Manajemen Saintifik
dan Klasikal. Teori-teori dalam paradigma ini memandang organisasi sebagai
sesuatu yang menyerupai mesin, yang digerakkan oleh rencana dan kontrol dari
manajemen. Teori manajemen saintifik dan klasik menunjukkan usaha awal untuk
mengatasi kompleksitas organisasi pada abad 20.
Sesuai
dengan namanya, teori organisasi klasik pada hakikatnya merupakan teori yang
mengandung ketradisional. Teori klasik menjadi dasar pembentukan teori-teori
organisasi lain yang muncul setelahnya. Meski tidak diketahui secara pasti
tanggal, bulan, dan tahun pertama kali munculnya teori organisasi klasik,
tetapi teori ini memberikan dan meletakkan dasar pengetahuan bagi aliran-aliran
pendatang.
Dengan cara membangun
organisasi berlandaskan empat pilar utama, yaitu :
Ø
Pembagian
Kerja (division of Labor)
Pembagian pekerjaan
merupakan kegiatan memecah-mecah suatu tugas menjadi beberapa pekerjaan yang
lebih kecil. Pembagian kerja kemudian melahirkan pengkhususan atau
spesialisasi, yang kemudian akan menjadi dasar dalam penentuan pekerjaan bagi
seorang pegawai, proses rekruitmen, pelatihan, penempatan dan pengembangan
pegawai.
Ø
Proses
Fungsional dan Perkembangan Vertikal (scalar & functional processes)
Proses pembentukan dan
pertumbuhan organisasi secara vertikal (scalar) dan horizontal sebagai
pelengkap fungsi yang sudah ada sebelumnya, yang pada akhirnya berdampak pada
penambahan dan pengembangan anggota.
Ø
Struktur
(structure)
Koordinasi atas korelasi,
kewenangan dan pertanggungjawaban yang mencerminkan pembagian kerja secara
vertikal dalam organisasi.
Ø
Rentang
Kendali (span of control)
Jumlah anggota yang dapat
dikendalikan oleh seorang pimpinan agar dapat melakukan proses pengawasan
secara efektif.
C. Teori
Hubungan
Di dalam
sebuah organisasi ada teori hubungan. Ada sangat banyak hubungan dikajian
komunikasi organisasi. Tetapi, penulis akan membahas mengenai hubungan antar
manusia. Menurut (Ermita, 2012) ada beberapa pendapat dari beberapa ahli yang
mengatakan bahwa
Menurut Effendy, hubungan
antar manusia pada dasarnya disebut sebagai Human Relations, yaitu pemberian
makna terhadap proses rohaniah yang tertuju kepada kebahagiaan dan kepuasan
yang berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, tingkah laku dan lain-lain
aspek yang terdapat pada diri manusia. Ia juga mengemukakan ada dua pengertian
hubungan antar manusia, yakni hubungan dalam arti luas dan arti sempit. Dalam
arti luas hubungan antar manusia adalah komunikasi persuasif yang dilakukan
seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi kehidupan,
sehingga menimbulkan kebahagiaan pada kedua belah pihak yang dilakukan di mana
saja dan kapan saja serta dalam semua aspek kehidupan. Sedangkan hubungan antar
manusia dalam arti sempit yaitu komunikasi persuasif yang dilakukan seseorang
kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja dan dalam organisasi
kerkayaan dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan untuk bekerja
dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.
Kemudian Menurut Siagian,
hubungan antar manusia adalah keseluruhan rangkaian hubungan yang bersifat
formal antara atasan dengan bawahan, atasan dengan atasan, serta antara bawahan
dengan bawahan lain yang harus dibina dan dipelihara sedemikian rupa, sehingga
tercipta suatu team work dan suasana kerja yang intim dan harmonis dalam rangka
pencapaian tujuan.(Sos, n.d.)
Kemudian Menurut Sarwoto,
hubungan antar manusia adalah keseluruhan hubungan baik yang formal maupun
informal yang perlu diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sedemikian
rupa sehingga tercipta iklim kerja yang intim dan harmonis dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan.(AY Surachman, S Sos, 2019)
Menurut Eka, dkk (2014)
Hubungan antar manusia adalah komunikasi antar pribadi yang manusiawi, yang
berarti komunikasi telah memasuki tahap psikologis dimana komunikator dan
komunikasinya saling memahami pikiran, perasaan dan melakukan tindakan secara
bersama. Hubungan antar manusia yang terjadi dalam sebuah organisasi pada
dasarnya tidak terlepas dari dua hal:
Ø
Hubungan
antara Pimpinan dengan Pegawai atau Anggota
Hubungan antara pimpinan dengan pegawai atau anggota merupakan hubungan yang bersifat vertikal, yakni hubungan antara atasan dengan bawahan. Hubungan antara pimpinan dengan pegawai atau anggota sangat diperlukan dalam rangka menyampaikan intruksi atau perintah, petunjuk, arahan, bimbingan dan pembinaan kepada pegawai dalam melaksanakan tugas. Agar penyampaian tersebut dapat di terima dengan baik maka perlu adanya hubungan yang baik antara kedua pelah pihak. Hubungan yang baik bisa ada karena komunikasi yang baik pula. Tanpa adanya hubungan yang baik maka sulit terciptanya kerjasama yang baik dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis bagi kedua pihak.
Ø
Hubungan
antara Pegawai dengan Pegawai
Hubungan
antara pegawai dengan pegawai lainnya juga sangat perlu sebagai hubungan yang
sifatnya horizontal, yaitu hubungan yang sifatnya koordinasi dan kerjasama
dalam melaksanakan tugas. Hubungan antara pegawai dengan pegawai sangat
diperlukan dalam rangka menciptakan koordinasi, persamaan persepsi, berdiskusi
dan bertukar pendapat, saling membantu antara sesama pegawai dalam pelaksaan
tugasnya.
Menurut
Wursanto (Ermita, 2012:4) hubungan antar
manusia sangat penting dan harus dijalankan dalam organisasi karena dengan
mengadakan hubungan antar manusia pemimpin dapat membantu memecahkan persoalan
yang dihadapi oleh pegawai, rintangan-rintangan dalam berkomunikasi dapat
dihindarkan, salah pengertian dalam organisasi juga dapat dihindarkan, lalu
dapat mengembangkan sifat dan tabiat manusia serta dapat diperoleh kesan hati
para pegawai, moral pegaw
D. Teori
Motivasi
Motivasi
diartikan sebagai kekuatan (energi) di dalam diri seseorang yang dapat
menimbulkan atau menumbuhkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu itu (motivasi
ekstrinsik).
Seberapa besar
motivasi yang dimiliki oleh individu maka akan sangat menentukan kualitas
perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya
tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan
dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks
studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk
memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:
(1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4)
ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan;
(5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang
hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi
atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap
terhadap sasaran kegiata.(Siagian & Luthan, 2012)
KESIMPULAN
Komunikasi
merupakan jantung dari keberlangsungan sebuah organisasi. Suatu organisasi
tidak akan berjalan tanpa adanya komunikasi. Hal tersebut yang menjadi latarbelakang sebuah studi mengenai komunikasi organisasi.
Dimana komunikasi organisasi sendiri merupakan suatu sistem atau jaringan
komunikasi antar manusia yang saling bergantung satu sama lainnya dalam konteks
organisasi. Dalam sebuah organisasi terdiri atas orang-orang (organ) yang
memiliki tugas masing-masing serta saling berkaitan satu sama lain sebagai
suatu sistem tentu memerlukan komunikasi yang baik agar kinerja organisasi
berjalan dengan baik dan tidak
terkendala pula. Sehingga apa yang menjadi tujuanya dapat tercapai.
Sebagaimana dijelaskan bahwa kehidupan kita tak dapat dipisahkan dari sebuah
organisasi. Oleh karenanya penting bagi kita untuk mempelajari komunikasi
organisasi. Dengan mempelajari studi ini, kita dapat memahami posisi kita dalam
sebuah organisasi baik formal dalam pekerjaan maupun dilingkungan masyarakat.
Dengan
pemahaman yang telah kita miliki, harapannya kita mampu menyesuaikan diri dan
menempatkan diri dengan baik dalam organisasi tersebut. Bagaimana kita
bertindak dan bersikap dengan atasan maupun dengan bawahan juga dengan anggota
organisasi yang lain akan menjadi lebih baik saat kita mengetahui teorinya.
Terlebih jika kita menjadi seorang pemimpin dalam organisasi, dengan
mempelajari studi komunikasi organisasi, kita menjadi paham bagaimana
menjalankan kepemimpinan yang baik guna mencapai tujuan organisasi yang kita
pimpin
Sangat informatif sekali, luar biasa kak.
BalasHapusSangat bermanfaat untuk mengetahui tentang komunikasi organisasi
BalasHapussangat membantu, terimkasih
BalasHapuskeren!
BalasHapus